ANGKATAN PERINTIS
Erry Dewanto (Ketua I)
Herlina Ida Haryaningsih
Rudi Jatmiko
Eko Julianto
Tatit Nurseta
Bambang Abimanyu
Arif Rahman Hakim
Atik Choirul Hidayah
Retno Pujiastuti
Indah Ditrisari
Linda Dewanti
Dedy Rusmanto
ANGKATAN PENANGGUNGAN (GPN I)
M.Hidayat Setiawan
Faida (Ketua II)
Heru Setyadi
Heri Purwoko
Taufin Warindra
Vecky B cholik
Johansyah
Wawan Arwiyanto (Ketua III)
Wahyu Krisnoto
IGA Nari Laksmi Dewi
Rini Wulandari
Sapto Nugroho
ANGKATAN IJEN (GPN IIa)
Laksmi Herawati Yuwantina
Puri Savitri Hanum
Haridini Intan S Mahdi
Anurman Huda
Ge Aris Gesoh
Anugrah Guffi
Maria Agatha Tri Ad
Roslina Herawati
Reni Pujiastuti
Yuli
Delvac Oceanoy
Zainul Rahman?
ANGKATAN WELIRANG (GPN IIb)
Endah Suarmawati
Gigih Pramono
Dani Firnanda
Gede Pardianto (Ketua IV)
Aditya Bagus Djatmiko
Sukmana Amor Wibisono
Tri Apriliawan BR
Vindrya Raharjanti
Dinik Wuryani
Endah Tatyana Rahmawati
Miftakhul Huda
R Andi Hari Prabowo
Norlee Nazaniza Binti Ahmad
Agus Widodo
Haridana Indah S Mahdi
ANGKATAN TEWOWO (GPN IIc)
Moh Fachry
Hermawan Susanto
Tjahjo Kusuma Dewanto
ANGKATAN BROMO (GPN III)
Anak Agung Sagung Mas Cahyandari
Angela Mayasari
Desdiani
Enik Srihartati
Gde Ananata Karna
Heru Setiyanto
Katibi
Lely Kurniasari
Lestari Dewi
M Bey Abduh DS (Ketua V)
Purwati
Rosilawati Anggraini
Sumarsono
Tri Sukma Setiani D
Wiyarni
GPN IV
Ariandi Setiawan
Dewi Arofah
Ferdian
Immaculata Purwaningsih
Imaran Pambudi
Soedarmadji
Iqbal Hilmi
Ninil
ANGKATAN RANUPANE (GPN V)
Anne Widhiatmoko
Budhy Wirantono Prayogo (Ketua VI)
Diah Masita Cahyani
E Gunawan K
Elysanti Dwi M
Eko Wahyu Agustin
Irma Widyastuti
Kobal Sangaji
Kartika Sri Rejeki
M Yusuf
Tri Hartono
Yudianto
GPN VI
Budi Sanjaya
Heri Budiono
Lutfi Nur Chandra (Ketua VII)
Martono Tri Utomo
Nova Hanafi
Saskia Dyah H
GPN VII
Abdul Haris
Abdullah
Affan Fathur Ahmad
Ariyanto Setyoaji
A Yasin Havid
Ernawati
Ery Wahyu Budianto
Bambang Wicaksono
Febby Yudha Herlambang
Fitrianawati
Harmayani
I Nyoman Arie Purnama
Kartika Hendrania
Martha Kurnia
Moh Bahruddin
Zakky Kurniawan (Ketua VIII)
Nieke Aprilia
Primasari Ragawanti
Yudianto Kresex
ANGKATAN GUNUNG LAMONGAN (GPN VIII)
Agung Malinda Wijaya
Agung Triyatno
Agus Ferdiansyah
Ainul Rofiq
Barmadi Satrio
Bobby Heri Yudhanto
Dwi Astuti Setyorini
Erlina
Evy Silvia Awwalia
Izzuki Muhashonah
Larona Hydravianto (Ketua IX)
Lindawati
Nico Hudaya
Rahardian Indarto S
Primandono Perbowo
Rusfandi
Yuli Kristanti
ANGKATAN KOPASUS (GPN IX)
Rizal
Saut Idoan Sijabat
Yoce Kurniawan
GPN X
Didik Sugiyatno (Ketua X)
Ester Lianawati Antoro
Yulia Fatima Bessing
Dyah Puspitarini
Sri Puspitasari
GPN XI
Kartika Hapsari
Theri Effendi
Andri Kurnia Wahyudi (Ketua XI)
Ismu Nugroho
I Made Artawan
Sutyono
Norman Yusuf
Indah Adhita
Siwi Irmawati
Maya
GPN XII
Romi Ermawan (Ketua XII)
Andri Dwi Wahyudi
Nurfithria Ikaputri
Notrisia Rachmayanti
Ade Widyastuti
Diliyana Nunira Sari
Kristina L
Khusnul
Erick T
Bayu LJ
ANGKATAN KURA-KURA KAIPANG (GPN XIII)
F Mahardika W
Hendra Brahmantyo R
Agustina Hidayati
Maya Utami D
Yessy Puspitasari
Mayta Rithmala
Cahyanti Nugraheni
Niken Dayu Anggraini (Ketua XIII)
Ditaruni Asrina Utami
Kartika Aprilia
Wafirotus Sariroh
Eka Dina Indriani
Nugroho Danu TS
Arif Zulkarnain
ANGKATAN POO (GPN XIV)
AA NGR B Lanang S
Ahmad Haykal AR
Meidyaris M
Noviana Kurniasari
Nur Fitriyah
Dina PS
Veronika Irianti Pekei
Lasmi NL
Dhanang Ermawan
ANGKATAN KOBATOKI (GPN XV)
Fathin Fahria
Wulan Liasari
Iffa Ahsanur Rasyida
Aulia Suprihatin
Intan WL
Sari Rosmalia
Hittoh Fattory
Panggulu P
Amira Cholid Bawazeer
Ratna Mutiara Sari
Irma Kartikasari
Renata M
Renita Ika D
Windiarti Budi Lestari
Annisa
Ahmad Aniq Kamal FR
ANGKATAN MLIJO (GPN XVI)
Satria Dwi E
Adithya KC
Retno
Isnaini
Harris I
Syafarinah
Agung
Dilla Mindia M
Ina Titi SW
Retti Kartika B
Lia
Febrina Celica
Moch Alfiansyah
Ayu Tyasmara Pratiwi
Amien
Nurul Imaniati
Raditya Perdhana
Wisnu Baskoro
ANGKATAN MENTOG (GPN XVII)
A Shofwan Hadi
Betsi Suryani
Elsa Yuli R
Sumpada Priambudi
Tutiek Dwi Minantie
Laila Isna I
Arief Rachman H
Dwi Budi H
Wulan Sari
Indra Ihsan U
Rizky Erwanto
Rewina Intan A
Galuh RP
Wikan Purwihantoro
Firza Asnely P
Motik Arlinda S
Deka Hardiyan
Defi Pandega
ANGKATAN UGET-UGET (GPN XVIII)
Indra Prasetia
Tri Hastono Setyo H
Asri Mas'ulah
Novi Virina I
Iqlima Nurdiniya
Bimo Dwi L
Rizki Asriningtyas
Savitri Rahayu
M. Irvan Avandi
Deasy Dwi W
Ery Yannata
Dewi Ayu P
Deny Mory A
Wiwid Yuliastuti
Binar Wahyu
Minarti
Siswanto Agung W
Muflih
Fitri Primadiani
Eryn Neriswati A
Riznasyarielia Nikmatun N
Zaki Nugraha
Wurry Ayuningtyas
Adisti Lutfia H
Devita Kurniawati
Faizal Rachman
Sylvani Saraswati
Ahmad Kholis A
Sendy
Anedya Niedar
Mulia Mayangsari
Alvid Ardato
ANGKATAN LALER NYUNGSANG (GPN XIX)
Adith File N
Fitri Abdat
Ericha Y
Firly Qudus
Decky Firmansyah
Sutrisno
cristina Aristya
M Reza Gautama
Zakaria
KPLA
KPLA (Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap), hanyalah salah satu dari organisasi Badan Semi Otonom di FK UNAIR. Sesuai makna yang tercantum dalam ketentuan Organisasi Kemahasiswaan, ia memiliki fungsi sebagai lembaga yang dipelihara dan digerakkan mahasiswa untuk menampung segala minat dan bakat yang berafiliasi pada satu kesamaan untuk disalurkan kepada hal-hal positif secara terarah dan terorganisir. Namun tidak hanya sampai disitu saja apabila kita berbicara tentang KPLA, dengan melepas jubah BSO itu sendiri. Bagi para anggotanya, KPLA bagaikan sebuah rumah, sebuah keluarga, dan juga sebuah komunitas untuk mengembangkan diri. Keterikatan anggota kepada organisasi bukan digambarkan dalam bentuk kewajiban, akan tetapi dalam bentuk kebutuhan .Hubungan emosional sangat kental didalamnya. Sifat keanggotaannya seumur hidup, tak mengenal usia. Inilah yang membuat kami berani tampil beda, dan tentu merasa layak untuk menjadi pilihan bagi para mahasiswa yang ingin beraktivitas mengembangkan minat dan bakat yang dinaungi dibawahnya.Semenjak didirikan tanggal 4 September 1989 diketuai dr.Erry Dewanto, KPLA terus menerus mengembangkan diri dalam mencari format organisasi terbaik. Pengurus demi pengurus datang dan pergi silih berganti, namun KPLA sendiri tetap haus akan perubahan yang menuju ke arah lebih baik. Akan tetapi, fokus organisasi selama KPLA berdiri tidak berubah yaitu menciptakan tenaga medis yang mampu mengabdi di mana saja ia ditempatkan dengan kualifikasi yang baik. Dan hal inilah yang menjadi bidang aktivitas organisasi, yakni menjadikan anggotanya sebagai tenaga medis handal kelak yang dilengkapi dengan kemampuan beradaptasi yang prima, dalam hal ini pengetahuan alam dan lingkungan.
Sangat salah mempersepsikan KPLA sebagai organisasi pencinta alam. Dan tidaklah tepat pula mengkategorikan KPLA sebagai organisasi medis.
Karena kedua hal tersebut merupakan hal yang tidak terpisahkan dari jati diri KPLA semenjak organisasi ini dibentuk oleh para pendirinya. Dan kedua hal tersebut terintegrasi secara apik dalam program-program kerjanya.Mungkin banyak organisasi yang amat piawai dalam keterampilan kepecinta-alamnya, akan tetapi mereka belum tentu menguasai ilmu kedokteran. Dan juga mungkin saja banyak organisasi bantuan medis (Tim Bantuan Medis) yang begitu cekatan dalam penerapan keterampilan medisnya, namun belum tentu mereka bisa diterjunkan di segala medan, seperti di alam bebas yang liar. Dan KPLA menjawab kedua tantangan tersebut sekaligus, sebagai suatu bentuk pengabdian terhadapmasyarakat dan alam lingkungan sekitar.Lalu bagaimana caranya organisasi tua ini bisa bertahan sedemikian lamanya????
Jawabnya adalah pada filosofi KPLA itu sendiri. Setidaknya ada 6 filosofi utama, yaitu:
1. Brotherhood
2. Team Work
3. Never Give Up
4. Makan-makan
5. Jalan-jalan
6. Foto-foto
Filosofi ini menjawab tantangan sebelumnya, bahwa keliaran tersebut akan dikendalikan dan diarahkan secara teratur dibawah bendera persaudaraan dan kerja tim. Tidak akan pernah ada seorang anggota pun akan dibiarkan terluka sengsara sendirian. Semua dilakukan bersama suka dan duka. Dan setiap misi yang dilakukan, selalu dibalut dengan semangat pantang menyerah. Inilah yang membuat organisasi ini berhasil mencapai tingkat mapan. Sedangkan tiga filosofi terakhir cenderung dianggap sebagai gurauan, akan tetapi bagi kami selaku anggota hal tersebut penuh makna. Itu adalah sebuah simbol menjadi anggota KPLA sesungguhnya sangat menyenangkan dan hal itu juga membuat kita tidak pernah jenuh melakukan sesuatu demi KPLA. Para anggota KPLA biasa mengatakan bahwa baru kali ini mereka mendalami sebuah organisasi tanpa mengalami stres sama sekali.Paradigma pendidikan saat ini di Indonesia pun sudah mulai bergeser kearah penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kemandirian. Mungkin paradigma ini sudah begitu lama diterapkan di kawasan Eropa dan negara maju lainnya, akan tetapi hal ini masih terasa asing bagi Indonesia. Kita sebagai kaum terpelajar dalam status mahasiswa perguruan tinggi harus siap melaksanakan ini. KPLA sebagai sebuah organisasi menjawab tantangan tersebut. Tidak ada sesuatu yang diberikan melainkan untuk kepentingan para anggotanya di kemudian hari.
KPLA juga menjelma sebagai lembaga pendidikan swadaya mahasiswa Kedokteran di luar jam akademik.Sehingga mahasiswa selain mendapat konsep dasar disiplin ilmu di bangku perkuliahan, mereka juga dapat memperoleh kesempatan memahami dan mengaplikasikan penerapan disiplin ilmu tersebut dalam wadah KPLA.
Berbicara tentang visi KPLA, KPLA juga boleh berbangga hati karena memberi kontribusi pada bangsa dalam pemerataan tenaga medis di tanah air. Sejak awal para anggota dididik untuk survive di mana saja, terutama di lingkungan tugas yang tidak menyenangkan dengan dedikasi yang tinggi. Kelak pendidikan dan penanaman nilai tersebut akan menjadi modal bagi para anggota untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Dengan kata lain, di saat tren para dokter yang berebut untuk mendapat penempatan di kota-kota besar dan beupaya setengah mati untuk menghindari daerah terpencil minim fasilitas, maka dokter-dokter KPLA siap untuk ditugaskan di mana saja.
Dari sekian uraian di atas, kesemuanya itu bermuara kepada satu dasar, mengapa KPLA beraktivitas. Yaitu pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada alamlingkungan sekitar. Pengabdian kepada masyarakat sudah sejak awal diaplikasikan dalam bentukGelar Bhakti Aesculap (GBA), yaitu semacam kegiatan Bhakti Sosial yang diadakan oleh tiapangkatan anggota KPLA, sejak tahun 1989. Bahkan konsep ini juga menginspirasi Senat Mahasiswa(saat ini BEM) untuk melakukan kegiatan serupa dalam skala yang lebih besar, yang mungkin saatini lebih dikenal dengan nama Bhakti Sosial Angkatan. Pengabdian kepada alam lingkungan sekitar juga tertuang pada kegiatan-kegiatan alam, seperti gerakan sayang lingkungan, penelitian penyakit di alam bebas / pegunungan, dan sebagainya.
Akhir kata, para anggota KPLA tidaklah pernah berhenti berkarya. KPLA memiliki suasana yang amat kondusif untuk mengembangkan diri, terutama untuk kepentingan kehidupan profesikelak. Dan ikatan emosional yang terjalin di dalamnya merupakan suatu kekayaan yang sangatbesar harganya, menjadikan KPLA sangat diminati bagi anggotanya. Itulah sebabnya kamimengatakan bahwa KPLA lebih dari sekedar BSO,
akan tetapi KPLA adalah sebuah rumah,
sebuah KELUARGA....
Sangat salah mempersepsikan KPLA sebagai organisasi pencinta alam. Dan tidaklah tepat pula mengkategorikan KPLA sebagai organisasi medis.
Karena kedua hal tersebut merupakan hal yang tidak terpisahkan dari jati diri KPLA semenjak organisasi ini dibentuk oleh para pendirinya. Dan kedua hal tersebut terintegrasi secara apik dalam program-program kerjanya.Mungkin banyak organisasi yang amat piawai dalam keterampilan kepecinta-alamnya, akan tetapi mereka belum tentu menguasai ilmu kedokteran. Dan juga mungkin saja banyak organisasi bantuan medis (Tim Bantuan Medis) yang begitu cekatan dalam penerapan keterampilan medisnya, namun belum tentu mereka bisa diterjunkan di segala medan, seperti di alam bebas yang liar. Dan KPLA menjawab kedua tantangan tersebut sekaligus, sebagai suatu bentuk pengabdian terhadapmasyarakat dan alam lingkungan sekitar.Lalu bagaimana caranya organisasi tua ini bisa bertahan sedemikian lamanya????
Jawabnya adalah pada filosofi KPLA itu sendiri. Setidaknya ada 6 filosofi utama, yaitu:
1. Brotherhood
2. Team Work
3. Never Give Up
4. Makan-makan
5. Jalan-jalan
6. Foto-foto
Filosofi ini menjawab tantangan sebelumnya, bahwa keliaran tersebut akan dikendalikan dan diarahkan secara teratur dibawah bendera persaudaraan dan kerja tim. Tidak akan pernah ada seorang anggota pun akan dibiarkan terluka sengsara sendirian. Semua dilakukan bersama suka dan duka. Dan setiap misi yang dilakukan, selalu dibalut dengan semangat pantang menyerah. Inilah yang membuat organisasi ini berhasil mencapai tingkat mapan. Sedangkan tiga filosofi terakhir cenderung dianggap sebagai gurauan, akan tetapi bagi kami selaku anggota hal tersebut penuh makna. Itu adalah sebuah simbol menjadi anggota KPLA sesungguhnya sangat menyenangkan dan hal itu juga membuat kita tidak pernah jenuh melakukan sesuatu demi KPLA. Para anggota KPLA biasa mengatakan bahwa baru kali ini mereka mendalami sebuah organisasi tanpa mengalami stres sama sekali.Paradigma pendidikan saat ini di Indonesia pun sudah mulai bergeser kearah penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kemandirian. Mungkin paradigma ini sudah begitu lama diterapkan di kawasan Eropa dan negara maju lainnya, akan tetapi hal ini masih terasa asing bagi Indonesia. Kita sebagai kaum terpelajar dalam status mahasiswa perguruan tinggi harus siap melaksanakan ini. KPLA sebagai sebuah organisasi menjawab tantangan tersebut. Tidak ada sesuatu yang diberikan melainkan untuk kepentingan para anggotanya di kemudian hari.
KPLA juga menjelma sebagai lembaga pendidikan swadaya mahasiswa Kedokteran di luar jam akademik.Sehingga mahasiswa selain mendapat konsep dasar disiplin ilmu di bangku perkuliahan, mereka juga dapat memperoleh kesempatan memahami dan mengaplikasikan penerapan disiplin ilmu tersebut dalam wadah KPLA.
Berbicara tentang visi KPLA, KPLA juga boleh berbangga hati karena memberi kontribusi pada bangsa dalam pemerataan tenaga medis di tanah air. Sejak awal para anggota dididik untuk survive di mana saja, terutama di lingkungan tugas yang tidak menyenangkan dengan dedikasi yang tinggi. Kelak pendidikan dan penanaman nilai tersebut akan menjadi modal bagi para anggota untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Dengan kata lain, di saat tren para dokter yang berebut untuk mendapat penempatan di kota-kota besar dan beupaya setengah mati untuk menghindari daerah terpencil minim fasilitas, maka dokter-dokter KPLA siap untuk ditugaskan di mana saja.
Dari sekian uraian di atas, kesemuanya itu bermuara kepada satu dasar, mengapa KPLA beraktivitas. Yaitu pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada alamlingkungan sekitar. Pengabdian kepada masyarakat sudah sejak awal diaplikasikan dalam bentukGelar Bhakti Aesculap (GBA), yaitu semacam kegiatan Bhakti Sosial yang diadakan oleh tiapangkatan anggota KPLA, sejak tahun 1989. Bahkan konsep ini juga menginspirasi Senat Mahasiswa(saat ini BEM) untuk melakukan kegiatan serupa dalam skala yang lebih besar, yang mungkin saatini lebih dikenal dengan nama Bhakti Sosial Angkatan. Pengabdian kepada alam lingkungan sekitar juga tertuang pada kegiatan-kegiatan alam, seperti gerakan sayang lingkungan, penelitian penyakit di alam bebas / pegunungan, dan sebagainya.
Akhir kata, para anggota KPLA tidaklah pernah berhenti berkarya. KPLA memiliki suasana yang amat kondusif untuk mengembangkan diri, terutama untuk kepentingan kehidupan profesikelak. Dan ikatan emosional yang terjalin di dalamnya merupakan suatu kekayaan yang sangatbesar harganya, menjadikan KPLA sangat diminati bagi anggotanya. Itulah sebabnya kamimengatakan bahwa KPLA lebih dari sekedar BSO,
akan tetapi KPLA adalah sebuah rumah,
sebuah KELUARGA....
Saturday, March 19, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
Hai, aku mau protes nih, GPN VI cuma sampai Saskia Doang, Abdul Haris udah masuk GPN VII !!
Dah gitu aja (kresex '95)
Kresex nih sukanya protes ae! enakkan aku gak ikut GPN, tapi bisa jadi anak KPLA FKUNAIR. he he he !!!
febby yudha herlambang alumni taruna nusantara, gimana kabarnya tuh, di mana sekarang dia ??
generic ambien ambien cr generic date - ambien cr experiences
Post a Comment