KPLA (Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap), hanyalah salah satu dari organisasi Badan Semi Otonom di FK UNAIR. Sesuai makna yang tercantum dalam ketentuan Organisasi Kemahasiswaan, ia memiliki fungsi sebagai lembaga yang dipeliharadan digerakkan mahasiswa untuk menampung segala minat dan bakat yang berafiliasi pada satukesamaan untuk disalurkan kepada hal-hal positif secara terarah dan terorganisir.Namun tidak hanya sampai disitu saja apabila kita berbicara tentang KPLA, denganmelepas jubah BSO itu sendiri. Bagi para anggotanya, KPLA bagaikan sebuah rumah, sebuahkeluarga, dan juga sebuah komunitas untuk mengembangkan diri. Keterikatan anggota kepadaorganisasi bukan digambarkan dalam bentuk kewajiban, akan tetapi dalam bentuk kebutuhan.Hubungan emosional sangat kental didalamnya. Sifat keanggotaannya seumur hidup, takmengenal usia. Inilah yang membuat kami berani tampil beda, dan tentu merasa layak untukmenjadi pilihan bagi para mahasiswa yang ingin beraktivitas mengembangkan minat dan bakat yangdinaungi dibawahnya.Semenjak didirikan tanggal 4 September 1989 diketuai dr.Erry Dewanto, KPLA terusmenerus mengembangkan diri dalam mencari format organisasi terbaik. Pengurus demipengurus datang dan pergi silih berganti, namun KPLA sendiri tetap haus akan perubahanyang menuju ke arah lebih baik. Akan tetapi, fokus organisasi selama KPLAberdiri tidak berubah yaitu menciptakan tenaga medis yang mampu mengabdi di mana saja ia ditempatkan dengan kualifikasi yang baik. Dan hal inilah yang menjadi bidang aktivitas organisasi, yakni menjadikan anggotanya sebagai tenaga medis handal kelak yang dilengkapi dengan kemampuan beradaptasi yang prima, dalam hal ini pengetahuan alam dan lingkungan.Sangat salah mempersepsikan KPLA sebagai organisasi pencinta alam. Dan tidaklahtepat pula mengkategorikan KPLA sebagai organisasi medis. Karena kedua hal tersebut merupakanhal yang tidak terpisahkan dari jati diri KPLA semenjak organisasi ini dibentuk olehpara pendirinya. Dan kedua hal tersebut terintegrasi secara apik dalam program-program kerjanya.Mungkin banyak organisasi yang amat piawai dalam keterampilan kepecinta-alamnya, akan tetapimereka belum tentu menguasai ilmu kedokteran. Dan juga mungkin saja banyak organisasi bantuanmedis (Tim Bantuan Medis) yang begitu cekatan dalam penerapan keterampilan medisnya, namunbelum tentu mereka bisa diterjunkan di segala medan, seperti di alam bebas yang liar. Dan KPLAmenjawab kedua tantangan tersebut sekaligus, sebagai suatu bentuk pengabdian terhadapmasyarakat dan alam lingkungan sekitar.Lalu bagaimana caranya organisasi tua ini bisa bertahan sedemikian lamanya? Jawabnyaadalah pada filosofi KPLA itu sendiri. Setidaknya ada 6 filosofi utama, yaitu:1. Brotherhood2. Team Work3. Never Give Up4. Makan-makan5. Jalan-jalan6. Foto-fotoFilosofi ini menjawab tantangan sebelumnya, bahwa keliaran tersebut akan dikendalikan dan diarahkan secara teratur dibawah bendera persaudaraan dan kerja tim. Tidak akanpernah ada seorang anggota pun akan dibiarkan terluka sengsara sendirian. Semua dilakukanbersama suka dan duka. Dan setiap misi yang dilakukan, selalu dibalut dengan semangat pantangmenyerah. Inilah yang membuat organisasi ini berhasil mencapai tingkat mapan. Sedangkantiga filosofi terakhir cenderung dianggap sebagai gurauan, akan tetapi bagi kami selakuanggota hal tersebut penuh makna. Itu adalah sebuah simbol menjadi anggota KPLA sesungguhnyasangat menyenangkan dan hal itu juga membuat kita tidak pernah jenuh melakukan sesuatudemi KPLA. Para anggota KPLA biasa mengatakan bahwa baru kali ini mereka mendalami sebuahorganisasi tanpa mengalami stres sama sekali.Paradigma pendidikan saat ini di Indonesia pun sudah mulai bergeser kearahpenyelenggaraan pendidikan yang berbasis kemandirian. Mungkin paradigma ini sudah begitu lamaditerapkan di kawasan Eropa dan negara maju lainnya, akan tetapi hal ini masih terasa asing bagiIndonesia. Kita sebagai kaum terpelajar dalam status mahasiswa perguruan tinggi harus siapmelaksanakan ini. KPLA sebagai sebuah organisasi menjawab tantangan tersebut. Tidak adasesuatu yang diberikan melainkan untuk kepentingan para anggotanya di kemudian hari. KPLAjuga menjelma sebagai lembaga pendidikan swadaya mahasiswa Kedokteran di luar jam akademik.Sehingga mahasiswa selain mendapat konsep dasar disiplin ilmu di bangku perkuliahan, merekajuga dapat memperoleh kesempatan memahami dan mengaplikasikan penerapan disiplin ilmutersebut dalam wadah KPLA.Berbicara tentang visi KPLA, KPLA juga boleh berbangga hati karena memberi kontribusi pada bangsa dalam pemerataan tenaga medis di tanah air. Sejak awal para anggota dididik untuk survive di mana saja, terutama di lingkungan tugas yang tidak menyenangkan dengan dedikasi yang tinggi. Kelak pendidikan dan penanaman nilai tersebut akan menjadi modal bagi para anggota untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Dengan kata lain, di saat tren para dokter yang berebut untuk mendapat penempatan di kota-kota besar dan beupaya setengah mati untuk menghindari daerah terpencil minim fasilitas, maka dokter-dokter KPLA siap untuk ditugaskan di mana saja.Dari sekian uraian di atas, kesemuanya itu bermuara kepada satu dasar, mengapa KPLAberaktivitas. Yaitu pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada alamlingkungan sekitar. Pengabdian kepada masyarakat sudah sejak awal diaplikasikan dalam bentukGelar Bhakti Aesculap (GBA), yaitu semacam kegiatan Bhakti Sosial yang diadakan oleh tiapangkatan anggota KPLA, sejak tahun 1989. Bahkan konsep ini juga menginspirasi Senat Mahasiswa(saat ini BEM) untuk melakukan kegiatan serupa dalam skala yang lebih besar, yang mungkin saatini lebih dikenal dengan nama Bhakti Sosial Angkatan. Pengabdian kepada alam lingkungan sekitarjuga tertuang pada kegiatan-kegiatan alam, seperti gerakan sayang lingkungan, penelitian penyakitdi alam bebas / pegunungan, dan sebagainya.Akhir kata, para anggota KPLA tidaklah pernah berhenti berkarya. KPLA memiliki suasanayang amat kondusif untuk mengembangkan diri, terutama untuk kepentingan kehidupan profesikelak. Dan ikatan emosional yang terjalin di dalamnya merupakan suatu kekayaan yang sangatbesar harganya, menjadikan KPLA sangat diminati bagi anggotanya. Itulah sebabnya kamimengatakan bahwa KPLA lebih dari sekedar BSO, akan tetapi KPLA adalah sebuah rumah, sebuahkeluarga.
KPLA
KPLA (Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap), hanyalah salah satu dari organisasi Badan Semi Otonom di FK UNAIR. Sesuai makna yang tercantum dalam ketentuan Organisasi Kemahasiswaan, ia memiliki fungsi sebagai lembaga yang dipelihara dan digerakkan mahasiswa untuk menampung segala minat dan bakat yang berafiliasi pada satu kesamaan untuk disalurkan kepada hal-hal positif secara terarah dan terorganisir. Namun tidak hanya sampai disitu saja apabila kita berbicara tentang KPLA, dengan melepas jubah BSO itu sendiri. Bagi para anggotanya, KPLA bagaikan sebuah rumah, sebuah keluarga, dan juga sebuah komunitas untuk mengembangkan diri. Keterikatan anggota kepada organisasi bukan digambarkan dalam bentuk kewajiban, akan tetapi dalam bentuk kebutuhan .Hubungan emosional sangat kental didalamnya. Sifat keanggotaannya seumur hidup, tak mengenal usia. Inilah yang membuat kami berani tampil beda, dan tentu merasa layak untuk menjadi pilihan bagi para mahasiswa yang ingin beraktivitas mengembangkan minat dan bakat yang dinaungi dibawahnya.Semenjak didirikan tanggal 4 September 1989 diketuai dr.Erry Dewanto, KPLA terus menerus mengembangkan diri dalam mencari format organisasi terbaik. Pengurus demi pengurus datang dan pergi silih berganti, namun KPLA sendiri tetap haus akan perubahan yang menuju ke arah lebih baik. Akan tetapi, fokus organisasi selama KPLA berdiri tidak berubah yaitu menciptakan tenaga medis yang mampu mengabdi di mana saja ia ditempatkan dengan kualifikasi yang baik. Dan hal inilah yang menjadi bidang aktivitas organisasi, yakni menjadikan anggotanya sebagai tenaga medis handal kelak yang dilengkapi dengan kemampuan beradaptasi yang prima, dalam hal ini pengetahuan alam dan lingkungan.
Sangat salah mempersepsikan KPLA sebagai organisasi pencinta alam. Dan tidaklah tepat pula mengkategorikan KPLA sebagai organisasi medis.
Karena kedua hal tersebut merupakan hal yang tidak terpisahkan dari jati diri KPLA semenjak organisasi ini dibentuk oleh para pendirinya. Dan kedua hal tersebut terintegrasi secara apik dalam program-program kerjanya.Mungkin banyak organisasi yang amat piawai dalam keterampilan kepecinta-alamnya, akan tetapi mereka belum tentu menguasai ilmu kedokteran. Dan juga mungkin saja banyak organisasi bantuan medis (Tim Bantuan Medis) yang begitu cekatan dalam penerapan keterampilan medisnya, namun belum tentu mereka bisa diterjunkan di segala medan, seperti di alam bebas yang liar. Dan KPLA menjawab kedua tantangan tersebut sekaligus, sebagai suatu bentuk pengabdian terhadapmasyarakat dan alam lingkungan sekitar.Lalu bagaimana caranya organisasi tua ini bisa bertahan sedemikian lamanya????
Jawabnya adalah pada filosofi KPLA itu sendiri. Setidaknya ada 6 filosofi utama, yaitu:
1. Brotherhood
2. Team Work
3. Never Give Up
4. Makan-makan
5. Jalan-jalan
6. Foto-foto
Filosofi ini menjawab tantangan sebelumnya, bahwa keliaran tersebut akan dikendalikan dan diarahkan secara teratur dibawah bendera persaudaraan dan kerja tim. Tidak akan pernah ada seorang anggota pun akan dibiarkan terluka sengsara sendirian. Semua dilakukan bersama suka dan duka. Dan setiap misi yang dilakukan, selalu dibalut dengan semangat pantang menyerah. Inilah yang membuat organisasi ini berhasil mencapai tingkat mapan. Sedangkan tiga filosofi terakhir cenderung dianggap sebagai gurauan, akan tetapi bagi kami selaku anggota hal tersebut penuh makna. Itu adalah sebuah simbol menjadi anggota KPLA sesungguhnya sangat menyenangkan dan hal itu juga membuat kita tidak pernah jenuh melakukan sesuatu demi KPLA. Para anggota KPLA biasa mengatakan bahwa baru kali ini mereka mendalami sebuah organisasi tanpa mengalami stres sama sekali.Paradigma pendidikan saat ini di Indonesia pun sudah mulai bergeser kearah penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kemandirian. Mungkin paradigma ini sudah begitu lama diterapkan di kawasan Eropa dan negara maju lainnya, akan tetapi hal ini masih terasa asing bagi Indonesia. Kita sebagai kaum terpelajar dalam status mahasiswa perguruan tinggi harus siap melaksanakan ini. KPLA sebagai sebuah organisasi menjawab tantangan tersebut. Tidak ada sesuatu yang diberikan melainkan untuk kepentingan para anggotanya di kemudian hari.
KPLA juga menjelma sebagai lembaga pendidikan swadaya mahasiswa Kedokteran di luar jam akademik.Sehingga mahasiswa selain mendapat konsep dasar disiplin ilmu di bangku perkuliahan, mereka juga dapat memperoleh kesempatan memahami dan mengaplikasikan penerapan disiplin ilmu tersebut dalam wadah KPLA.
Berbicara tentang visi KPLA, KPLA juga boleh berbangga hati karena memberi kontribusi pada bangsa dalam pemerataan tenaga medis di tanah air. Sejak awal para anggota dididik untuk survive di mana saja, terutama di lingkungan tugas yang tidak menyenangkan dengan dedikasi yang tinggi. Kelak pendidikan dan penanaman nilai tersebut akan menjadi modal bagi para anggota untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Dengan kata lain, di saat tren para dokter yang berebut untuk mendapat penempatan di kota-kota besar dan beupaya setengah mati untuk menghindari daerah terpencil minim fasilitas, maka dokter-dokter KPLA siap untuk ditugaskan di mana saja.
Dari sekian uraian di atas, kesemuanya itu bermuara kepada satu dasar, mengapa KPLA beraktivitas. Yaitu pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada alamlingkungan sekitar. Pengabdian kepada masyarakat sudah sejak awal diaplikasikan dalam bentukGelar Bhakti Aesculap (GBA), yaitu semacam kegiatan Bhakti Sosial yang diadakan oleh tiapangkatan anggota KPLA, sejak tahun 1989. Bahkan konsep ini juga menginspirasi Senat Mahasiswa(saat ini BEM) untuk melakukan kegiatan serupa dalam skala yang lebih besar, yang mungkin saatini lebih dikenal dengan nama Bhakti Sosial Angkatan. Pengabdian kepada alam lingkungan sekitar juga tertuang pada kegiatan-kegiatan alam, seperti gerakan sayang lingkungan, penelitian penyakit di alam bebas / pegunungan, dan sebagainya.
Akhir kata, para anggota KPLA tidaklah pernah berhenti berkarya. KPLA memiliki suasana yang amat kondusif untuk mengembangkan diri, terutama untuk kepentingan kehidupan profesikelak. Dan ikatan emosional yang terjalin di dalamnya merupakan suatu kekayaan yang sangatbesar harganya, menjadikan KPLA sangat diminati bagi anggotanya. Itulah sebabnya kamimengatakan bahwa KPLA lebih dari sekedar BSO,
akan tetapi KPLA adalah sebuah rumah,
sebuah KELUARGA....
Sangat salah mempersepsikan KPLA sebagai organisasi pencinta alam. Dan tidaklah tepat pula mengkategorikan KPLA sebagai organisasi medis.
Karena kedua hal tersebut merupakan hal yang tidak terpisahkan dari jati diri KPLA semenjak organisasi ini dibentuk oleh para pendirinya. Dan kedua hal tersebut terintegrasi secara apik dalam program-program kerjanya.Mungkin banyak organisasi yang amat piawai dalam keterampilan kepecinta-alamnya, akan tetapi mereka belum tentu menguasai ilmu kedokteran. Dan juga mungkin saja banyak organisasi bantuan medis (Tim Bantuan Medis) yang begitu cekatan dalam penerapan keterampilan medisnya, namun belum tentu mereka bisa diterjunkan di segala medan, seperti di alam bebas yang liar. Dan KPLA menjawab kedua tantangan tersebut sekaligus, sebagai suatu bentuk pengabdian terhadapmasyarakat dan alam lingkungan sekitar.Lalu bagaimana caranya organisasi tua ini bisa bertahan sedemikian lamanya????
Jawabnya adalah pada filosofi KPLA itu sendiri. Setidaknya ada 6 filosofi utama, yaitu:
1. Brotherhood
2. Team Work
3. Never Give Up
4. Makan-makan
5. Jalan-jalan
6. Foto-foto
Filosofi ini menjawab tantangan sebelumnya, bahwa keliaran tersebut akan dikendalikan dan diarahkan secara teratur dibawah bendera persaudaraan dan kerja tim. Tidak akan pernah ada seorang anggota pun akan dibiarkan terluka sengsara sendirian. Semua dilakukan bersama suka dan duka. Dan setiap misi yang dilakukan, selalu dibalut dengan semangat pantang menyerah. Inilah yang membuat organisasi ini berhasil mencapai tingkat mapan. Sedangkan tiga filosofi terakhir cenderung dianggap sebagai gurauan, akan tetapi bagi kami selaku anggota hal tersebut penuh makna. Itu adalah sebuah simbol menjadi anggota KPLA sesungguhnya sangat menyenangkan dan hal itu juga membuat kita tidak pernah jenuh melakukan sesuatu demi KPLA. Para anggota KPLA biasa mengatakan bahwa baru kali ini mereka mendalami sebuah organisasi tanpa mengalami stres sama sekali.Paradigma pendidikan saat ini di Indonesia pun sudah mulai bergeser kearah penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kemandirian. Mungkin paradigma ini sudah begitu lama diterapkan di kawasan Eropa dan negara maju lainnya, akan tetapi hal ini masih terasa asing bagi Indonesia. Kita sebagai kaum terpelajar dalam status mahasiswa perguruan tinggi harus siap melaksanakan ini. KPLA sebagai sebuah organisasi menjawab tantangan tersebut. Tidak ada sesuatu yang diberikan melainkan untuk kepentingan para anggotanya di kemudian hari.
KPLA juga menjelma sebagai lembaga pendidikan swadaya mahasiswa Kedokteran di luar jam akademik.Sehingga mahasiswa selain mendapat konsep dasar disiplin ilmu di bangku perkuliahan, mereka juga dapat memperoleh kesempatan memahami dan mengaplikasikan penerapan disiplin ilmu tersebut dalam wadah KPLA.
Berbicara tentang visi KPLA, KPLA juga boleh berbangga hati karena memberi kontribusi pada bangsa dalam pemerataan tenaga medis di tanah air. Sejak awal para anggota dididik untuk survive di mana saja, terutama di lingkungan tugas yang tidak menyenangkan dengan dedikasi yang tinggi. Kelak pendidikan dan penanaman nilai tersebut akan menjadi modal bagi para anggota untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa pandang bulu. Dengan kata lain, di saat tren para dokter yang berebut untuk mendapat penempatan di kota-kota besar dan beupaya setengah mati untuk menghindari daerah terpencil minim fasilitas, maka dokter-dokter KPLA siap untuk ditugaskan di mana saja.
Dari sekian uraian di atas, kesemuanya itu bermuara kepada satu dasar, mengapa KPLA beraktivitas. Yaitu pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada alamlingkungan sekitar. Pengabdian kepada masyarakat sudah sejak awal diaplikasikan dalam bentukGelar Bhakti Aesculap (GBA), yaitu semacam kegiatan Bhakti Sosial yang diadakan oleh tiapangkatan anggota KPLA, sejak tahun 1989. Bahkan konsep ini juga menginspirasi Senat Mahasiswa(saat ini BEM) untuk melakukan kegiatan serupa dalam skala yang lebih besar, yang mungkin saatini lebih dikenal dengan nama Bhakti Sosial Angkatan. Pengabdian kepada alam lingkungan sekitar juga tertuang pada kegiatan-kegiatan alam, seperti gerakan sayang lingkungan, penelitian penyakit di alam bebas / pegunungan, dan sebagainya.
Akhir kata, para anggota KPLA tidaklah pernah berhenti berkarya. KPLA memiliki suasana yang amat kondusif untuk mengembangkan diri, terutama untuk kepentingan kehidupan profesikelak. Dan ikatan emosional yang terjalin di dalamnya merupakan suatu kekayaan yang sangatbesar harganya, menjadikan KPLA sangat diminati bagi anggotanya. Itulah sebabnya kamimengatakan bahwa KPLA lebih dari sekedar BSO,
akan tetapi KPLA adalah sebuah rumah,
sebuah KELUARGA....
Monday, March 28, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment